GEJALA KOGNISI DALAM PSIKOLOGI
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi
Dosen Pengampu :
Irma Susanti, M.Psi.
Oleh Kelompok 4 :
Mutmainatul
Mundiroh(17302153003)
JURUSAN FILSAFAT AGAMA
FAKULTAS
USHULUDDIN ADAB DAN DA’WAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
TULUNGAGUNG
2015
GEJALA-GEJALA PENGENALAN KOGNISI
A.
Kognisi
Gejala
pengenalan dalam garis besarnya dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu melalui
indera akal. Yang melalui indera dapat dibagi pula yaitu : pertama, di luar
yang meliputi penginderaan dan pengamatan. Kedua, di pusat yang meliputi
tanggapan, ingatan dan fantasi. Yang mengenai tanggapan melalui eidetic, proses
pengiring, reproduksi, assosiasi, dan apperpsi. Adapun yang melalui akal
(berpikir) meliputi membentuk pengertian, pendapatan, dan keputusan.
Kognisi
atau proses mental merupakan masalah pokok di dalam studi-studi psikologi
manusia. Apa yang telah dilakukan seseorang tidak akan terlepas dari aspek
misalnya persepsi, ingatan, pengetahuan dan bahasa.
1.
Asumsi-asumsi
di dalam proses kognitif, antara lain :
a)
Proses-proses
kognitif lebih bersifat aktif dari pada pasif. Manusia selalu berupaya mencari
informasi, memperoleh pengetahuan, dan mengikuti perkembangan pengetahuan yang
baru.
b)
Proses kognitif
terjadi sangat efisien dan akurat.
c)
Proses kognitif
cenderung lebih baik apabila berkaitan dengan informasi yang positif dari pada
informasi yang negative. Artinya orang akan lebih mudah memahami bentuk kalimat
pernyataan yang positif.
d)
Pada umumnya proses
kognitif tidak bisa diamati secara langsung.meskipun proses kognitif tidak bisa
diamati secara langsung, namun para peneliti cukup cerdik dalam hal ini dengan
menggunakan cara menterjemahkan ke dalam respon-respon tertentu yang bisa
diukur atau diamati.
e)
Proses-proses
kognitif itu saling berkaitan antara unit yang satu dengan unit yang lain, dan
tidak bisa bekerja sendiri-sendiri.
2.
Meta Kognisi (meta
cognition)
Metakognisi adalah pengetahuan dan
kesadaran seseorang tentang proses-proses kognitifnya sendiri. Metakognisi
adalah proses membangkitkan minat (rasa ingin tahu), sebab menggunakan
proses-proses kognitif kita sendiri untuk merenungkan atau memikirkan proses-proses
kognitif kita sendiri juga. Pengetahuan seseorang tentang metakognitifnya
sendiri dapat membimbing orang tersebut di dalam mengatur kondisi dan memilih
strategi yang cocok untuk meningkatkan kinerja kognitifnya di kemudian hari.
3.
Meta-perhatian
(meta-attention)
Pengetahuan dan kesadaran seseorang
mengenai proses perhatiannya sendiri disebut meta-perhatian.anda sendiri
mengetahui ketrampilan apa saja yang diperlukan dalam melakukan tugas perhatian
terbagi atau perhatian selektif.
4.
Meta-ingatan (meta-memory)
Meta-ingatan menunjuk pada
pengetahuan dan kesadaran seseorang akan ingatannya sendiri. Meta-ingatan akan
meliputi perasaan tahu tentang informasi umum, meta-ingatan tentang kinerja
dalam tes psikologi, dan meta-ingatan tentang mempelajari daftar kata.
Ketepatan Meta-ingatan seseorang dipengaruhi oleh factor-faktor seperti
banyaknya waktu yang dipergunakan untuk mempelajari suatu tugas dan banyaknya
latihan yang pernah dilakukan dalam memprediksi suatu perbuatan.
5.
Pemetaan
Kognisi (cognitive mapping)
Pemetaan kognitif mencakup aktivitas
mengumpulkan informasi, mempresentasikannya di dalam pikiran, dan memproses
informasi yang berkaitan dengan tata letak atau susunan perangkat fisik,
misalnya benda-benda yang berada di ruang tamu. Hasil akhir dari proses
tersebut dinamakan Peta Kognitif. Suatu peta kognitif merupakan peta mental
yang mempresentasikan atau menggambarkan keadaan dunia sebagaimana yang kita
percayai. Factor yang mempengaruhi peta kognitif antara lain adalah
karasteristik individu. Setiap individu memiliki kemampuan membentuk peta
kognitif yang berbeda pulasatu sama lainnya. Selain perbedaan karakteristik
individu, juga jenis tugas yang diberikan kepada seseorang ikut mempengaruhi
proses pemetaan kognitif. Tugas pemetaan kognitif akan dilakukan dengan baik
apabila tata letak lingkungan fisik memiliki susunan yang teratur.
B.
Penginderaan
dan Pengamatan
Penginderaan ialah penyaksian indera kita atas rangsang yang
merupakan suatu kompleks ( suatu kesatuan yang kabur, tidak jelas ). Dalam
penginderaan bagian-bagian atau unsur-unsur dari rangsangan belum terurai,masih
menjadi satu, bahkan dari kita seakan-akan termasuk di dalamnya. Jadi jiwa kita
pasif. Misalnya penginderaan kita atas kendaraan-kendaraan yang simpang siur di
jalan raya, panas terik matahari yang kita rasakan waktu kita asyik bermain
olahraga dan sebagainya.
Pengamatan ialah hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh
perhatian untuk menyadari adanya perangsang. Dalam pengamatan, dengan sadar
orang dapat pula memisahkan unsur-unsur dari obyek tersebut. Misalnya, becak
melampaui kita, mula-mula tampak dalam kebulatannya, tetapi kemudian jelas
catnya, belnya, pendengarannya dan sebagainya. Pada umumnya penginderaan selalu
disusul dengan pengamatan, terutama rangsangan-rangsangan yang menarik
perhatian kita. Tetapi pengamatan hanya dapat dilakukan oleh manusia, hewan dan
bayi tidak dapat melakukannya. Jadi dalam pengamatan jiwa kita aktif. Hal ini
terbukti dengan beberapa contoh yang lazim disebut osilasi, yaitu perhatian
yang beralih-alih.
C.
Persepsi
Persepsi dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana seseorang
melihat sesuatu; sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian,
yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Menurut Devito,
persepsi adalah proses ketika menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang
mempengaruhi indera kita.
Dalam
proses persepsi terdapat tiga komponen
utama, yaitu :
1.
Seleksi adalah
proses penyaringan oleh indra terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan
jenisnya dapat banyak atau sedikit.
2.
Interpretasi,
yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi
seseorang. Interpretasi dipengaruhi oleh beberapa factor, seperti pengalaman
masa lalu, system nilai yang dianut, motivasi, kepribadian, dan kecerdasan.
Interpretasi juga bergantung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan pengkategorian
informasi yang diterimanya, yaitu proses mereduksi informasi yang kompleks
menjadi sederhana.
3.
Interpretasi
dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi.
Jadi, proses persepsi adalah melakukan seleksi, interpretasi, dan pembulatan
terhadap informasi yang sampai.
D.
Ingatan
Ingatan (memory) menunjuk pada proses penyimpanan dan
pemeliharaan informasi sepanjang waktu. Hamper semua aktivitas manusia selalu
melibatkan aspek ingatan. Oleh sebab itu, ingatan menjadi sesuatu yang sangat
penting di dalam proses-proses kognitif manusia. Ada beberapa model ingatan,
antara lain :
1.
Ingatan jangka
pendek dan ingatan jangka panjang
Menurut Rita Atkinson dan Shiffrin,
informasi yang diterima kemudian diproses melalui pencatatan indera menuju pada
ingatan jangka pendek, dan akhirnya sampai pada penyimpanan yang lebih permanen
di dalam ingatan jangka panjang.
2.
Very-long term
memory, yaitu ingatan yang berlangsung
lebih dari tiga bulan waktunya. Jenis ingatan ini sebenarnya merupakan
perluasan dari jenis ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang.
3.
Ingatan aktif
sebagai lawan ingatan tidak aktif
Ingatan aktif ( working memory )
adalah tidak hanya menunjuk pada pemrosesan peristiwa-peristiwa yang kini
terjadi, tetapi juga aktivitas-aktivitas dan perhitungan yang didsarkan pada
informasi yang berasal dari ingatan jangka panjang. Sebaliknya informasi yang
disimpan di dalam ingatan jangka panjang yang tidak diperlukan atau tidak
diaktifkan dalam tugas saat itu disebut
ingatan tidak aktif ( inactive memory ).
4.
Ingatan
episodik dan ingatan semantic
Ingatan episodic menyimpaninformasi
mengenai kejadian-kejadian dan hubungan masing-masing kejadian tersebut.
Ingatan episodic berhubungan dengan hal-hal yang bersifat temporer, perubahan
peristiwa-peristiwa. Ingatan semantic merupakan pengetahuan yang
terorganisasikan mengenai segala sesuatu yang ada di dalam kehidupan dunia ini.
Ingatan semantic berisikan susunan pengetahuan yang bersifat lebih konstan atau
hamper tidak berubah di sepanjang waktu, meliputi pengetahuan mengenai
kata-kata.
5.
Ingatan
Otobiografi yaitu ingatan yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa atau
episode-episode tertentu yang dialami dalam kehidupan seseorang. Studinya biasa
melibatkan bahan yang bersumber dari kehidupan sehari-hari yang kaya akan makna
dan asosiasi.
6.
Ingatan
kesaksian biasa terjadi di lingkungan pengadilan dalam proses pengambilan
keputusan mengenai suatu perkara, yang mana dihadirkan sejumlah orang sejumlah
orang sebagai saksi mata yang melihat
peristiwa secara langsung.
Ada
pula factor-faktor yang mempengaruhi ingatan, antara lain : keahlian (expertise),
pemberian kode khusus (encoding specificity), emosi atau afeksi, lamanya
waktu, peristiwa, dan kesamaan suasana hati (mood conqruence).
E.
Teori Berpikir
Berpikir sebagai aktivitas mental
Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Kegiatan berpikir juga melibatkan seluruh pribadi manusia baik perasaan dan kehendak manusia. Biasanya, kegiatan berpikir dimulai ketika muncul keraguan dan pertanyaan untuk dijawab atau berhadapan dengan persoalan atau masalah yang memerlukan pemecahan. Selain itu juga bisa dirangsang oleh kekaguman dan keheranan dengan apa yang terjadi atau dialami. Pada hakikatnya, berpikir merupakan ciri utama bagi manusia untuk membedakan antara manusia dengan makhluk lain. Dengan dasr berpikir ini, manusia dapat mengubah keadaan alam sejauh akal dapat memikirkannya. Berpikir disebut juga sebagai proses bekerjanya akal, manusia dapat berpikir karena manusia berakal. Dengan akal inilah manusia dapat berpikir untuk mencari kehendak hakiki.
Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Kegiatan berpikir juga melibatkan seluruh pribadi manusia baik perasaan dan kehendak manusia. Biasanya, kegiatan berpikir dimulai ketika muncul keraguan dan pertanyaan untuk dijawab atau berhadapan dengan persoalan atau masalah yang memerlukan pemecahan. Selain itu juga bisa dirangsang oleh kekaguman dan keheranan dengan apa yang terjadi atau dialami. Pada hakikatnya, berpikir merupakan ciri utama bagi manusia untuk membedakan antara manusia dengan makhluk lain. Dengan dasr berpikir ini, manusia dapat mengubah keadaan alam sejauh akal dapat memikirkannya. Berpikir disebut juga sebagai proses bekerjanya akal, manusia dapat berpikir karena manusia berakal. Dengan akal inilah manusia dapat berpikir untuk mencari kehendak hakiki.
Secara garis besar, ada dua macam berpikir : berpikir autistic dan
berpikir realistic. Yang pertama mungkin lebih tepat disebut melamun. Adapun
berpikir realistic adalah berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia
nyata. Floyd L.Ruch (1967) menyebutkan tiga macam berpikir realistic, yakni
deduktif, induktif, dan evaluative.
a.
Berpikir
deduktif merupakan proses berpikir yang bertolak dari proposisi yang sudah ada,
menuju proposisi baru yang berbentuk suatu kesimpulan yang bersumber dari
oandangan umum.
b.
Berpikir
induktif adalah proses berpikir yang bertolak dari satu atau jumlah fenomena
individual untuk menurunkan suatu kessimpulan (inferensi). Dasarnya adalah
observasi. Proses berpikirnya adalah sintesis. Tingkatan berpikirnya adalah
induktif. Jadi, pemikiran semacam ini mendekatkan manusia pada ilmu
pengetahuan.
c.
Berpikir
evaluative ialah berpikir kritis, menilai baik buruknya, tepat atau tidaknya
suatu gagasan.dalam berpikir evaluative, kita tidak menambah atau mengurangi
gagasan, tetapi menilai menurut kriteria tertentu.
F.
Motif dan
Motivasi
Pada dasrnya motif
merupakan pengertian yang melingkupi penggerak. Motivasi atau motif yang dalam
bahasa Inggrisnya motive berasal dari bahasa Perancis yang berarti :
bergerak, penyebab untuk bergerak, sesuatu yang merangsang untuk bergerak.
Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya mempunyi motif. Juga tingkah laku
yang disebut secara reflex dan yang berlangsung secara otomatis mempunyai
maksud tertentu meskipun itu tidak disadari oleh manusia. Motif terdiri dari
dua aspek yaitu, aspek timbulnya kebutuhan dan aspek pendorong.
Di samping istilah motif
tersebut, dikenal pula istilah psikologi lainnya yaitu motivasi. Motivasi
merupakan istilah yang lebih umum yang menunjuk pada seluruh proses gerakan
itu. Termasuk di dalamnya situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam
individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau
akhir dari pada gerakan atau perbuatan. Karena itu, bisa juga dikatakan bahwa
motivasi berarti membangkitkan motif, membangkitkan daya gerak, atau
menggerakkan seseorang atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu dalam rangka
mencapai suatu kepuasan atau tujuan.
Motif mempunyai
ciri-ciri, di antaranya :
§ Motif itu majemuk yaitu adanya tujuan yang berlangsung
bersama-sama.
§ Motif dapat berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan dan
kepentingannya. Karena itu motif bersifat dinamis.
§ Motif pada setiap individu berbeda-beda.
§ Ada beberapa motif yang tidak disadari oleh individu.
Motif dapat
diklasifikasikan menjadi enam, antara lain :
1.
Motif primer
dan motif sekunder
Motif primer
dilatar belakangi oleh proses fisio-kemis di dalam tubuh. Hal ini sangat
bergantung pada keadaan fisiologis, terutama bertujuan mempertahankan
equilibrium di dalam tubuh individu. Adapun motif sekunder tidak bergantung
pada proses fisokemis yang terjadi di dalam tubuh. Hal ini sangat bergantung
pada pengalaman individu.
2.
Motif intrinsic
dan motif ekstrinsik
Motif intrinsic
yaitu motif-motif yang dapat berfungsi tanpa harus dirangsang dari luar.
Seseorang melakukan sesuatu karena ia ingin melakukannya. Sedangkan motif
ekstrinsik ialah motif yang berfungsi karena adanya perangsang dari luar.
3.
Motif tunggal
dan motif bergabung
4.
Motif mendekat
dan motif menjauh
Hal ini
didasarkan pada reaksi organisme terhadap rangsang yang datang. Suatu motif
disebut motif mendekat bila reaksi terhadap stimulus yang datang bersifat
mendekati stimulus, sedangkan motif menjauh terjadi bila respon terhadap
stimulus yang datang bersifat menghindari atau menjauhi stimulus yang datang.
5.
Motif sadar dan
motif tidak sadar
Apabila ada
seseorang yang bertingkah laku tertentu, namun orang tersebut tidak bisa
mengatakan alasannya, motif yang menggerakkan tingkah laku itu disebut motif
tidak sadar. Sebaliknya jika seseorang bertingkah laku tertentu dan ia mengerti
alasannya, motif yang melatarbelakangi tingkah laku itu disebut motif sadar.
6.
Motif
biogenetis, sosiogenetis, dan teogenetis
Motif
biogenetis merupakan motif-motif yang berasal dari kebutuhan organisme orang
demi kelanjutan kehidupannya secara biologis, misal lapar, istirahat, bernafas
dan lain sebagainya. Motif sosiogenetis adalah motif-motif yang dipelajari
orang dan berasal dari lingkungan kebudayaan tempat orang itu berada dan
berkembang. Seddangkan motif teogenetis ialah motif-motif yang berasal dari
interaksi antara manusia dengan Tuhan, seperti yang nyata dalam suatu ibadah
dan dalam kehidupan sehari-harisaat seseorang berusaha merealisasikan
norma-norma agama tertentu.
G.
Inteligensi
Perkataan inteligensi
berasal dari kata latin“intelligense” yang berarti menghubungkan atau
menyatukan satu sama lain. Menurut
panitia istilah pedagogic yang dimaksud dengan inteligensi ialah daya
menyesuaikan diri dengan keadaan baru dengan mempergunakan alat-alat berfikir
menurut tujuannya (Stern)(Kamus Pedagogik, 1953). Orang dianggap inteligen bila
responnya merupakan respon yang baik terhadap stimulus yang diterimanya. Jadi,
individu itu inteligen kalau respon yang diberikan itu sesuai dengan stimulus
yang diterimanya.
Menurut Spearman,
inteligensi itu mengandung 2 macam factor, yaitu :general ability
(factor G) dan special ability (factor S). Teori dari Spearman ini
dikenal dengan teori dwi-faktor ( two factors theory ). General
abilityterdapat pada semua individu tetapi berbeda satu dengan yang lain.
Factor G selalu didapati dalam semua “performance”. Sedangkan special
ability merupakan factor yang bersifat khusus, yaitu mengenai bidang
tertentu.
Sumber rujukan : Wardiana, Uswah. Psikologi Umum. PT
Bina Ilmu : Jakarta. 2004.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar