Sabtu, 04 Juni 2016

psikologi

MAKALAH
GEJALA KOGNISI DALAM PSIKOLOGI
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi

Dosen Pengampu :
Irma Susanti, M.Psi.



Oleh Kelompok 4 :
Mutmainatul Mundiroh(17302153003)



JURUSAN FILSAFAT AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DA’WAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
2015


GEJALA-GEJALA PENGENALAN KOGNISI

A.    Kognisi
Gejala pengenalan dalam garis besarnya dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu melalui indera akal. Yang melalui indera dapat dibagi pula yaitu : pertama, di luar yang meliputi penginderaan dan pengamatan. Kedua, di pusat yang meliputi tanggapan, ingatan dan fantasi. Yang mengenai tanggapan melalui eidetic, proses pengiring, reproduksi, assosiasi, dan apperpsi. Adapun yang melalui akal (berpikir) meliputi membentuk pengertian, pendapatan, dan keputusan.
      Kognisi atau proses mental merupakan masalah pokok di dalam studi-studi psikologi manusia. Apa yang telah dilakukan seseorang tidak akan terlepas dari aspek misalnya persepsi, ingatan, pengetahuan dan bahasa.
1.      Asumsi-asumsi di dalam proses kognitif, antara lain :
a)      Proses-proses kognitif lebih bersifat aktif dari pada pasif. Manusia selalu berupaya mencari informasi, memperoleh pengetahuan, dan mengikuti perkembangan pengetahuan yang baru.
b)      Proses kognitif terjadi sangat efisien dan akurat.
c)      Proses kognitif cenderung lebih baik apabila berkaitan dengan informasi yang positif dari pada informasi yang negative. Artinya orang akan lebih mudah memahami bentuk kalimat pernyataan yang positif.
d)     Pada umumnya proses kognitif tidak bisa diamati secara langsung.meskipun proses kognitif tidak bisa diamati secara langsung, namun para peneliti cukup cerdik dalam hal ini dengan menggunakan cara menterjemahkan ke dalam respon-respon tertentu yang bisa diukur atau diamati.
e)      Proses-proses kognitif itu saling berkaitan antara unit yang satu dengan unit yang lain, dan tidak bisa bekerja sendiri-sendiri.
2.      Meta Kognisi (meta cognition)
Metakognisi adalah pengetahuan dan kesadaran seseorang tentang proses-proses kognitifnya sendiri. Metakognisi adalah proses membangkitkan minat (rasa ingin tahu), sebab menggunakan proses-proses kognitif kita sendiri untuk merenungkan atau memikirkan proses-proses kognitif kita sendiri juga. Pengetahuan seseorang tentang metakognitifnya sendiri dapat membimbing orang tersebut di dalam mengatur kondisi dan memilih strategi yang cocok untuk meningkatkan kinerja kognitifnya di kemudian hari.
3.      Meta-perhatian (meta-attention)
Pengetahuan dan kesadaran seseorang mengenai proses perhatiannya sendiri disebut meta-perhatian.anda sendiri mengetahui ketrampilan apa saja yang diperlukan dalam melakukan tugas perhatian terbagi atau perhatian selektif.
4.      Meta-ingatan (meta-memory)
Meta-ingatan menunjuk pada pengetahuan dan kesadaran seseorang akan ingatannya sendiri. Meta-ingatan akan meliputi perasaan tahu tentang informasi umum, meta-ingatan tentang kinerja dalam tes psikologi, dan meta-ingatan tentang mempelajari daftar kata. Ketepatan Meta-ingatan seseorang dipengaruhi oleh factor-faktor seperti banyaknya waktu yang dipergunakan untuk mempelajari suatu tugas dan banyaknya latihan yang pernah dilakukan dalam memprediksi suatu perbuatan.
5.      Pemetaan Kognisi (cognitive mapping)
Pemetaan kognitif mencakup aktivitas mengumpulkan informasi, mempresentasikannya di dalam pikiran, dan memproses informasi yang berkaitan dengan tata letak atau susunan perangkat fisik, misalnya benda-benda yang berada di ruang tamu. Hasil akhir dari proses tersebut dinamakan Peta Kognitif. Suatu peta kognitif merupakan peta mental yang mempresentasikan atau menggambarkan keadaan dunia sebagaimana yang kita percayai. Factor yang mempengaruhi peta kognitif antara lain adalah karasteristik individu. Setiap individu memiliki kemampuan membentuk peta kognitif yang berbeda pulasatu sama lainnya. Selain perbedaan karakteristik individu, juga jenis tugas yang diberikan kepada seseorang ikut mempengaruhi proses pemetaan kognitif. Tugas pemetaan kognitif akan dilakukan dengan baik apabila tata letak lingkungan fisik memiliki susunan yang teratur.          

B.     Penginderaan dan Pengamatan
Penginderaan ialah penyaksian indera kita atas rangsang yang merupakan suatu kompleks ( suatu kesatuan yang kabur, tidak jelas ). Dalam penginderaan bagian-bagian atau unsur-unsur dari rangsangan belum terurai,masih menjadi satu, bahkan dari kita seakan-akan termasuk di dalamnya. Jadi jiwa kita pasif. Misalnya penginderaan kita atas kendaraan-kendaraan yang simpang siur di jalan raya, panas terik matahari yang kita rasakan waktu kita asyik bermain olahraga dan sebagainya.
Pengamatan ialah hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya perangsang. Dalam pengamatan, dengan sadar orang dapat pula memisahkan unsur-unsur dari obyek tersebut. Misalnya, becak melampaui kita, mula-mula tampak dalam kebulatannya, tetapi kemudian jelas catnya, belnya, pendengarannya dan sebagainya. Pada umumnya penginderaan selalu disusul dengan pengamatan, terutama rangsangan-rangsangan yang menarik perhatian kita. Tetapi pengamatan hanya dapat dilakukan oleh manusia, hewan dan bayi tidak dapat melakukannya. Jadi dalam pengamatan jiwa kita aktif. Hal ini terbukti dengan beberapa contoh yang lazim disebut osilasi, yaitu perhatian yang beralih-alih.   

C.    Persepsi
Persepsi dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana seseorang melihat sesuatu; sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Menurut Devito, persepsi adalah proses ketika menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indera kita.     
Dalam proses  persepsi terdapat tiga komponen utama, yaitu :   
1.      Seleksi adalah proses penyaringan oleh indra terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.
2.      Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. Interpretasi dipengaruhi oleh beberapa factor, seperti pengalaman masa lalu, system nilai yang dianut, motivasi, kepribadian, dan kecerdasan. Interpretasi juga bergantung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan pengkategorian informasi yang diterimanya, yaitu proses mereduksi informasi yang kompleks menjadi sederhana.
3.      Interpretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi. Jadi, proses persepsi adalah melakukan seleksi, interpretasi, dan pembulatan terhadap informasi yang sampai.

D.    Ingatan
Ingatan (memory) menunjuk pada proses penyimpanan dan pemeliharaan informasi sepanjang waktu. Hamper semua aktivitas manusia selalu melibatkan aspek ingatan. Oleh sebab itu, ingatan menjadi sesuatu yang sangat penting di dalam proses-proses kognitif manusia. Ada beberapa model ingatan, antara lain :
1.      Ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang
Menurut Rita Atkinson dan Shiffrin, informasi yang diterima kemudian diproses melalui pencatatan indera menuju pada ingatan jangka pendek, dan akhirnya sampai pada penyimpanan yang lebih permanen di dalam ingatan jangka panjang.
2.      Very-long term memory, yaitu ingatan yang berlangsung lebih dari tiga bulan waktunya. Jenis ingatan ini sebenarnya merupakan perluasan dari jenis ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang.
3.      Ingatan aktif sebagai  lawan ingatan tidak aktif
Ingatan aktif ( working memory ) adalah tidak hanya menunjuk pada pemrosesan peristiwa-peristiwa yang kini terjadi, tetapi juga aktivitas-aktivitas dan perhitungan yang didsarkan pada informasi yang berasal dari ingatan jangka panjang. Sebaliknya informasi yang disimpan di dalam ingatan jangka panjang yang tidak diperlukan atau tidak diaktifkan dalam tugas saat itu  disebut ingatan tidak aktif ( inactive memory ).
4.      Ingatan episodik dan ingatan semantic
Ingatan episodic menyimpaninformasi mengenai kejadian-kejadian dan hubungan masing-masing kejadian tersebut. Ingatan episodic berhubungan dengan hal-hal yang bersifat temporer, perubahan peristiwa-peristiwa. Ingatan semantic merupakan pengetahuan yang terorganisasikan mengenai segala sesuatu yang ada di dalam kehidupan dunia ini. Ingatan semantic berisikan susunan pengetahuan yang bersifat lebih konstan atau hamper tidak berubah di sepanjang waktu, meliputi pengetahuan mengenai kata-kata.
5.      Ingatan Otobiografi yaitu ingatan yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa atau episode-episode tertentu yang dialami dalam kehidupan seseorang. Studinya biasa melibatkan bahan yang bersumber dari kehidupan sehari-hari yang kaya akan makna dan asosiasi.
6.      Ingatan kesaksian biasa terjadi di lingkungan pengadilan dalam proses pengambilan keputusan mengenai suatu perkara, yang mana dihadirkan sejumlah orang sejumlah orang  sebagai saksi mata yang melihat peristiwa secara langsung.
Ada pula factor-faktor yang mempengaruhi ingatan, antara lain : keahlian (expertise), pemberian kode khusus (encoding specificity), emosi atau afeksi, lamanya waktu, peristiwa, dan kesamaan suasana hati (mood conqruence).


     

E.     Teori Berpikir
Berpikir sebagai aktivitas mental         
      Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Kegiatan berpikir juga melibatkan seluruh pribadi manusia baik perasaan dan kehendak manusia. Biasanya, kegiatan berpikir dimulai ketika muncul keraguan dan pertanyaan untuk dijawab atau berhadapan dengan persoalan atau masalah yang memerlukan pemecahan. Selain itu juga bisa dirangsang oleh kekaguman dan keheranan dengan apa yang terjadi atau dialami. Pada hakikatnya, berpikir merupakan ciri utama bagi manusia untuk membedakan antara manusia dengan makhluk lain. Dengan dasr berpikir ini, manusia dapat mengubah keadaan alam sejauh akal dapat memikirkannya. Berpikir disebut juga sebagai proses bekerjanya akal, manusia dapat berpikir karena manusia berakal. Dengan akal inilah manusia dapat berpikir untuk mencari kehendak hakiki.
      Secara garis besar, ada dua macam berpikir : berpikir autistic dan berpikir realistic. Yang pertama mungkin lebih tepat disebut melamun. Adapun berpikir realistic adalah berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata. Floyd L.Ruch (1967) menyebutkan tiga macam berpikir realistic, yakni deduktif, induktif, dan evaluative.
a.       Berpikir deduktif merupakan proses berpikir yang bertolak dari proposisi yang sudah ada, menuju proposisi baru yang berbentuk suatu kesimpulan yang bersumber dari oandangan umum.
b.      Berpikir induktif adalah proses berpikir yang bertolak dari satu atau jumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu kessimpulan (inferensi). Dasarnya adalah observasi. Proses berpikirnya adalah sintesis. Tingkatan berpikirnya adalah induktif. Jadi, pemikiran semacam ini mendekatkan manusia pada ilmu pengetahuan.
c.       Berpikir evaluative ialah berpikir kritis, menilai baik buruknya, tepat atau tidaknya suatu gagasan.dalam berpikir evaluative, kita tidak menambah atau mengurangi gagasan, tetapi menilai menurut kriteria tertentu.    

F.     Motif dan Motivasi
      Pada dasrnya motif merupakan pengertian yang melingkupi penggerak. Motivasi atau motif yang dalam bahasa Inggrisnya motive berasal dari bahasa Perancis yang berarti : bergerak, penyebab untuk bergerak, sesuatu yang merangsang untuk bergerak. Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya mempunyi motif. Juga tingkah laku yang disebut secara reflex dan yang berlangsung secara otomatis mempunyai maksud tertentu meskipun itu tidak disadari oleh manusia. Motif terdiri dari dua aspek yaitu, aspek timbulnya kebutuhan dan aspek pendorong.
      Di samping istilah motif tersebut, dikenal pula istilah psikologi lainnya yaitu motivasi. Motivasi merupakan istilah yang lebih umum yang menunjuk pada seluruh proses gerakan itu. Termasuk di dalamnya situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir dari pada gerakan atau perbuatan. Karena itu, bisa juga dikatakan bahwa motivasi berarti membangkitkan motif, membangkitkan daya gerak, atau menggerakkan seseorang atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu dalam rangka mencapai suatu kepuasan atau tujuan.
      Motif mempunyai ciri-ciri, di antaranya :
§  Motif itu majemuk yaitu adanya tujuan yang berlangsung bersama-sama.
§  Motif dapat berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya. Karena itu motif bersifat dinamis.
§  Motif pada setiap individu berbeda-beda.
§  Ada beberapa motif yang tidak disadari oleh individu.
Motif dapat diklasifikasikan menjadi enam, antara lain :
1.      Motif primer dan motif sekunder
Motif primer dilatar belakangi oleh proses fisio-kemis di dalam tubuh. Hal ini sangat bergantung pada keadaan fisiologis, terutama bertujuan mempertahankan equilibrium di dalam tubuh individu. Adapun motif sekunder tidak bergantung pada proses fisokemis yang terjadi di dalam tubuh. Hal ini sangat bergantung pada pengalaman individu.
2.      Motif intrinsic dan motif ekstrinsik
Motif intrinsic yaitu motif-motif yang dapat berfungsi tanpa harus dirangsang dari luar. Seseorang melakukan sesuatu karena ia ingin melakukannya. Sedangkan motif ekstrinsik ialah motif yang berfungsi karena adanya perangsang dari luar.
3.      Motif tunggal dan motif bergabung
4.      Motif mendekat dan motif menjauh
Hal ini didasarkan pada reaksi organisme terhadap rangsang yang datang. Suatu motif disebut motif mendekat bila reaksi terhadap stimulus yang datang bersifat mendekati stimulus, sedangkan motif menjauh terjadi bila respon terhadap stimulus yang datang bersifat menghindari atau menjauhi stimulus yang datang.
5.      Motif sadar dan motif tidak sadar
Apabila ada seseorang yang bertingkah laku tertentu, namun orang tersebut tidak bisa mengatakan alasannya, motif yang menggerakkan tingkah laku itu disebut motif tidak sadar. Sebaliknya jika seseorang bertingkah laku tertentu dan ia mengerti alasannya, motif yang melatarbelakangi tingkah laku itu disebut motif sadar.
6.      Motif biogenetis, sosiogenetis, dan teogenetis
Motif biogenetis merupakan motif-motif yang berasal dari kebutuhan organisme orang demi kelanjutan kehidupannya secara biologis, misal lapar, istirahat, bernafas dan lain sebagainya. Motif sosiogenetis adalah motif-motif yang dipelajari orang dan berasal dari lingkungan kebudayaan tempat orang itu berada dan berkembang. Seddangkan motif teogenetis ialah motif-motif yang berasal dari interaksi antara manusia dengan Tuhan, seperti yang nyata dalam suatu ibadah dan dalam kehidupan sehari-harisaat seseorang berusaha merealisasikan norma-norma agama tertentu.         

G.    Inteligensi
      Perkataan inteligensi berasal dari kata latin“intelligense” yang berarti menghubungkan atau menyatukan satu sama lain.  Menurut panitia istilah pedagogic yang dimaksud dengan inteligensi ialah daya menyesuaikan diri dengan keadaan baru dengan mempergunakan alat-alat berfikir menurut tujuannya (Stern)(Kamus Pedagogik, 1953). Orang dianggap inteligen bila responnya merupakan respon yang baik terhadap stimulus yang diterimanya. Jadi, individu itu inteligen kalau respon yang diberikan itu sesuai dengan stimulus yang diterimanya.
      Menurut Spearman, inteligensi itu mengandung 2 macam factor, yaitu :general ability (factor G) dan special ability (factor S). Teori dari Spearman ini dikenal dengan teori dwi-faktor ( two factors theory ). General abilityterdapat pada semua individu tetapi berbeda satu dengan yang lain. Factor G selalu didapati dalam semua “performance”. Sedangkan special ability merupakan factor yang bersifat khusus, yaitu mengenai bidang tertentu.






        Sumber rujukan :     Wardiana, Uswah. Psikologi Umum. PT Bina Ilmu : Jakarta. 2004.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar