Sabtu, 04 Juni 2016

ibu

Ibu, Malaikat Kecilku
Malaikat kecil yang telah rela mempertaruhkan nyawanya untuk hidupku, tak pernah letih membimbingku, selalu setia menemaniku, dan tak pernah sedikit pun mengeluh karena merasa lelah merawatku. Mungkin kalimat ini sudah tidak asing lagi bagi setiap orang karena mereka tahu dan mungkin juga merasakan hal yang sama dengan diriku. Malaikat kecil itu tak lain adalah ibuku.
Ia adalah seorang wanita yang sangat sabar dan begitu kuat dalam menghadapi berbagai terpaan masalah yang mengujinya. Bahkan tidak jarang, aku yang menjadi salah satu ujian baginya karena sikapku yang begitu bandel dan sulit dinasehati. Tapi ia tidak pernah lelah untuk terus menasehati dan mendidikku agar bisa menjadi orang yang lebih baik. Aku sangat kagum padanya karena ia adalah sosok wanita yang sangat hebat dan berarti dalam hidupku.
Perangainya elok, tutur dan sikapnya santun, serta hatinya yang sangat lembut terkadang membuatku heran dan berfikir bahwa “Betapa besar karunia Tuhan yang telah diberikan untukku, sehingga Dia menciptakan sesosok wanita yang benar-benar tulus mengasihiku dan rela melakukan apa pun yang terbaik untukku”. Aku hanya bisa bersyukur atas karunia-Nya yang telah diberikan dalam hidupku ini.

Selain itu, aku juga terus berusaha untuk tidak menyakiti hati malaikat kecilku dan berupaya untuk selalu berbuat baik padanya. Begitu besar jasa yang telah ia berikan dalam hidupku, sampai aku tak mampu membalasnya sampai kapanpun. Dia hanya berharap agar aku menjadi anak sholihah yang patuh kepada orang tua dan tidak menyakiti hati mereka, karena kekecewaan mereka adalah adzab yang nyata bagiku. Hal itu sudah tertera dalam sebuah hadis yang artinya “Ridho Allah tergantung pada ridho kedua orang tua, dan murka Allah tergantung pada murka kedua orang tua”. Untuk itu, aku berusaha hati-hati dalam bersikap maupun bertutur kata pada mereka agar tidak sampai membuat mereka kecewa. Terimakasih Ibu, engkau selalu memberiku pengajaran agar aku menjadi orang yang lebih baik, bisa menghormati orang lain, dan menjadi orang yang tidak lemah dalam menghadapi kehidupan ini. Engkau tidak pernah mengharap sedikitpun balasan jasa atas semua pengorbananmu selama ini. Beribu-ribu maaf juga kuhaturkan padamu karena aku sudah terlalu sering membuatmu sakit hati dan kecewa atas sikapku. Surgaku ada pada keridhoanmu Ibu. Thanks for all Mom and forgive me. You’re my inspiration in my life. J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar