Pendobrak Kehidupan Perempuan
Judul Buku : Dunia Padmini
Penulis :
Trie Utami
Penerbit :
Pustaka Sastra (Kelompok Penerbit
LKiS), Yogyakarta
Cetakan :
I, 2010
Jumlah Halaman : 254
Peresensi : Mutmainatul Mundiroh
Dunia Padmini, sebuah karya sastra karangan
penulis perempuan yang hidupnya diabdikan untuk kesenian, Trie Utami. Karyanya
kali ini mengangkat tema tentang kehidupan perempuan yang dinilainya sangat
penting untuk diperbaiki. Sebab banyak perempuan di luar sana yang masih saja
menjadi korban kekerasan laki-laki dan tidak dapat mengatasi kelemahan yang
membelenggu dalam dirinya sendiri. Perempuan banyak dianggap sebagai objek
(barang), dipandang sebelah mata, manusia lemah, dan lain sebagainya. Padahal
sejatinya perempuan juga mempunyai kualitas diri yang tidak kalah hebatnya
dengan laki-laki. Akan tetapi, mereka tidak pernah sadar mengenai hal itu
karena banyaknya dogma yang mengikat dirinya. Mereka menerimanya tanpa berfikir
lebih, sehingga banyak dari mereka yang tidak dapat menggali potensi diri dan
terkungkung dalam keyakinannya terhadap dogma tersebut.
Dalam buku ini, si penulis mengemas
berbagai macam permasalahan perempuan Indonesia yang nyata dan ada di sekitar
kita. Dia menulis berdasarkan pemikiran dalam dirinya dan pengalaman yang ia
alami selama bertahun-tahun. Harapan besar baginya agar setiap perempuan
Indonesia sadar dan terbebas dari segala macam kungkungan yang sudah lama
menikam. Kemudian mereka dapat menggali potensi diri dengan sebaik mungkin,
sehingga dapat merdeka dari segala bentuk ketertindasan.
Padmini merupakan ekspresi dari
suara hati perempuan yang memiliki kecerdasan dan kepekaan dalam membaca
realitas. Melalui pengembaraan jiwa yang liar, Padmini berhasil mengubah
penderitaan menjadi harapan, tekanan menjadi tantangan, dan kelemahan menjadi
kekuatan. Akan tetapi dia tidak kehilangan objektivitas dalam mengekspresikan
subjektivitas. Artinya, Padmini tidak terjebak dalam sikap egois dan narsis
dalam melakukan pembelaan terhadap nasib perempuan yang tertindas. Dia tidak
menyalahkan semua pihak dan menutup mata terhadap kenyataan sehingga
memutlakkan kebenaran kepada pihak perempuan. Justru ia juga mengungkapkan sisi
kelemahan dari perempuan yang berasal dari dirinya sendiri dan memberikan
instropeksi terhadap setiap realitas yang terjadi. Kekalahan perempuan bukan
semata-mata karena tekanan tradisi yang telah berabad-abad, melainkan juga
karena kelemahan perempuan itu sendiri yang tidak mau melawan berbagai belenggu
yang menghimpitnya. Sebaliknya, perempuan justru menerima nasib dan menganggap
apa yang terjadi pada dirinya adalah bagian dari takdir yang harus diterima.
Kemudian dengan segala upaya menikmati penderitaan tersebut dan menganggapnya
sebagai sebuah perjuangan hidup.
Perempuan sebenarnya memiliki hak
dan kemampuan untuk melawan semua itu. Dia bisa mempertanyakan atau bahkan
menggugat berbagai hal yang ditimpakan kepadanya, norma yang telah mapan,
tradisi yang diagamakan atau berbagi belenggu yang mengekang kaum perempuan. Bagi
Padmini, hanya satu syarat yang dibutuhkan untuk melakukan semua itu, yaitu
keberanian. Tetapi tidak banyak perempuan yang memiliki sifat seperti itu,
bahkan bisa dibilang sangat langka. Butuh mental yang kuat untuk bisa berani
menghadapi situasi apa pun. Agar perempuan bisa berdiri kokoh ketika banyak
rintangan yang menghadang dan tidak mudah menyerah dengan berbagai macam
halangan.
Sebagai cermin atas kenyataan hidup,
kita akan melihat wajah asli ketika membaca buku ini. Di sini kenyataan tidak
dibiarkan berlalu dan hanyut bersama waktu. Kenyataan oleh Padmini dilihat
sebagai penggalan-penggalan kisah yang kaya makna dan masing-masing memiliki
fungsi tersendiri. Orang kebanyakan membiarkan penggalan kehidupan itu datang
dan pergi begitu saja, tetapi bagi Padmini setiap penggalan kehidupan dia
simpan, dia catat kemudian disusun menjadi sebuah potret kehidupan yang utuh.
Dari sinilah inspirasi muncul memancarkan hikmah yang bisa diambil oleh siapa
saja yang mau membaca. Dengan demikian, buku ini sebenarnya juga mengajarkan
kepada pembaca agar memiliki kepekaan jiwa untuk melihat, membaca, dan
menangkap makna dari setiap penggal kehidupan yang menjadi kenyataan.
Membaca buku ini kita akan hanyut
dalam dialog jiwa jika membaca dengan penuh perasaan, menggunakan kedalaman
jiwa dan hati serta memanfaatkan nalar kritis yang dimiliki. Karena buku ini
adalah potret tentang realitas kehidupan yang lahir dari gejolak emosi seorang
Padmini yakni Trie Utami. Jadi, sangat penting kiranya buku ini untuk dibaca
dan dipahami secara lebih mendalam. Terlebih bagi kaum perempuan, yang mana
buku ini merupakan pendobrak kehidupan perempuan untuk dapat memerdekakan
dirinya dari beraneka macam kungkungan dan kelemahan diri yang ia hadapi.
J SEKIAN J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar