BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ilmu merupakan
pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah. Tidak semua pengetahuan dapat
disebut ilmu, sebab ilmu merupakan pengetahuan yang cara mendapatkannya harus
memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar suatu
pengetahuan dapat disebut ilmu tercantum dalam apa yang dinamakan metode
ilmiah. Untuk itu penting kiranya memperdalam mengenai metode ilmiah, agar
dapat mengetahui secara pasti antara ilmu dan pengetahuan. Hal tersebut akan
dibahas dari segi pengertian, macam-macam, langkah-langkah, dan cara kerjanya
dalam makalah kali ini.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan metode ilmiah?
2.
Apa saja macam-macam metode ilmiah?
3.
Bagaimana langkah-langkah dalam metode ilmiah?
4.
Bagaimana cara kerja metode ilmiah?
C.
Tujuan
1.
Mendeskripsikan pengertian dari metode ilmiah.
2.
Menjelaskan macam-macam metode ilmiah.
3.
Mengetahui langkah-langkah dalam metode ilmiah.
4.
Mengetahui cara kerja metode ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Metode Ilmiah
Metode berasal
dari bahasa Yunani ‘methodos’ yang berarti jalan. Sedangkan dalam bahasa
Latin ‘methodus’ berarti cara. Dalam bahasa Inggris ‘method’, artinya:
1)
Procedure of process for attaining an object, a systematic
procedure, technique, or mode of inquiry by or proper to a particular
discipline or art.
2)
A discipline that deals with the principles and techniques of
scientific inquiry (Webster’s:
1979).
Dari
keterangan tersebut, dapat dipahami bahwa metode ilmiah adalah suatu proses
atau prosedur yang sistematik berdasarkan prinsip-prinsip dan teknik-teknik
ilmiah yang dipakai oleh suatu disiplin (bidang studi) untuk mencapai tujuan.
Ia dapat juga dikatakan sebagai cara kerja ilmiah.[1]
Metode diperlukan agar tujuan keilmuan yang berupa kebenaran
objektif dapat dibuktikan dan bisa tercapai. Dengan metode ilmiah, kedudukan
pengetahuan berubah menjadi ilmu pengetahuan, yakni menjadi lebih khusus dan
terbatas lingkupan studinya. Metode ilmiah yang dipergunakan haruslah mempunyai
latar belakang, yaitu keterkaitannya dengan tujuan yang tercermin di dalam
ruang lingkup ilmu pengetahuan. Adapun keterkaitannya itu bersifat kausalistik,
yakni bahwa jenis, bentuk dan sifat ruang lingkup dan tujuan penyelidikan
menentukan jenis, bentuk dan sifat metode. Karena itu, metode haruslah
bersesuaian dengan lingkup dan tujuan (objek forma). Jadi, tidak bisa saling
bertentangan.
B.
Macam-macam Metode Ilmiah[2]
1.
Metode Observatif
Metode
observatif merupakan suatu cara menurut
pengamatan ilmiah dengan menggunakan pengindraan untuk menghasilkan kesimpulan
tentang hubungan, sebab dan akibat, serta arti situasi. Metode ini adalah yang
paling sering digunakan oleh jenis ilmu pengetahuan apapun. Observasi yang
dimaksud adalah bersifat ilmiah, yakni harus tetap di dalam konteks
objektivitas. Agar objektivitas terjaga dengan baik, pengamat perlu menyadari
bahwa situasi pengamatan selalu tidak menentu (pengaruh keadaan subjek dan
kondisi objek itu sendiri). Keadaan ini mengharuskan untuk menentukan suatu
kerangka teori observasi yang berfungsi sebagai alat pengukuran, peralatan
observasi untuk mempertajam pengamatan, pendididkan ilmiah observasi untuk
melatih kepekaan penangkapan gejala dan keterampilan menggunakan alat-alat observasi,
dan mengingat bahwa setiap ilmu pengetahuan memiliki sifat khas yang
berbeda-beda sehingga perlu menentukan suatu metode yang tetap agar observasi
selalu terarah.
2.
Metode Trial and Error
Metode trial
and error merupakan salah satu cara dalam menentukan ilmu pengetahuan
dengan melakukan percobaan-percobaan untuk memperoleh keberhasilan. Metode ini
sering dipakai sebagai dasar penyusunan hipotesis (disusun secara coba-coba).
Karena sifatnya yang universal, metode ini kurang digunakan secara populer oleh
para ilmuwan dalam kegiatan penelitian. Akan tetapi, dalam menguji hipotesis
metode ini ada pula manfaatnya. Cara kerja metode ini sangatlah sederhana,
yakni belajar sambil mengerjakan (learning by doing).
3.
Metode Eksperimental
Metode
eksperimen merupakan salah satu cara kerja ilmiah yang penelitiannya
menggunakan teknik mengontrol. Agar pengamatan menjadi semakin teliti dan
menjamin kebutuhan objektivitas, maka metode ini berperan penting. Adapun cara
kerjanya adalah: pengamat mengontrol keadaan atau kondisi, mengganti suatu faktor
pada suatu waktu, dan membiarkan faktor lain tetap tanpa perubahan, agar dapat
mencatat hasilnya , apakah ada perbedaan dalam hasil eksperimen. Metode ini
lebih sering digunakan dalam sains. Misalnya untuk meningkatkan produksi
daging, mengganti faktor makanan jenis lain, sementara faktor lain dibiarkan
tetap.
4.
Metode Statistic and Sampling
Metode statistic
and sampling merupakan cara kerja ilmiah yang dilakukan dengan menentukan
sampel, di mana peneliti mengumpulkan data-data untuk dianalisis dan
diklasifikasikan untuk kepentingan induksi. Metode statistic lazim
digunakan di dalam ilmu pengetahuan pada umumnya yang menyangkut pengumpulan
data. Adapun tugas metode ini adalah melakukan perhitungan-perhitungan sacara
generalisasi, yang membuahkan suatu informasi lebih tepat dan rinci. Dengan
metode ini, akan memperkuat daya prediksi, menjelaskan sebab-akibat terjadinya
sesuatu, menggambarkan suatu contoh fenomena, dan lain sebagainya.
Dalam metode sampling,
hal yang penting di dalamnya adalah bagaimana menentukan suatu contoh yang
tepat sehingga dapat mewakili keseluruhan. Persoalannya adalah pada objek yang
sifatnya homogen, rupanya sampel yang dipilih secara acak cukup memberikan
hasil. Tetapi pada objek yang heterogen, maka peneliti harus hati-hati. Banyak faktor
yang harus diperhatikan, sehingga contoh-contoh dapat diambil dan ditentukan
secara tepat dan mewakili keseluruhan.
C.
Langkah-langkah Metode Ilmiah[3]
1.
Sadar akan adanya masalah dan perumusan masalah
Manusia
menciptakan masalah dan mengajukan sesuatu yang menurut pikirannya adalah
pertanyaan yang dapat dijawab. Metode keilmuan pada tahap pertama ini
menekankan pada pernyataan yang jelas dan tepat dari sebuah masalah.
2.
Pengamatan dan pengumpulan data
Tahap ini
merupakan sesuatu yang paling dikenal dalam metode ilmiah, sebab banyak
kegiatan keilmuan yang diarahkan pada hal ini. Maka banyak orang yang
menyamakan keilmuan dengan pengumpulan fakta. Tumpuan terhadap persepsi indra
secara langsung atau tidak langsung, dan keharusan untuk melakukan pengamatan
secara teliti seakan menyita perhatian terhadap segi empiris dan penyelidikan
keilmuan tersebut.
3.
Penyusunan dan klasifikasi data
Tahap metode
keilmuan ini menekankan pada penyusunan fakta dalam kelompok-kelompok,
jenis-jenis dan kelas-kelas. Dalam semua cabang ilmu, usaha untuk mengidentifikasi,
analisis, membandingkan, dan membedakan fakta yang relevan tergantung adanya
sistem klasifikassi.
4.
Perumusan hipotesis
Hipotesis adaah
pernyataan sementara tentang hubungan antar benda-benda. Hubungan hipotesis ini
diajukan dalam bentuk dugaan, kerja, atau teori yang merupakan dasar dalam
menjelaskan kemungkinan hubungan tersebut. Hipotesis merupakan dugaan yang
beralasan atau perluasan dari hipotesis terdahulu yang telah teruji
kebenarannya, kemudian diterapkan pada data baru. Dalam hal itu, hipotesis
berfungsi untuk mengikat data sedemikian rupa sehingga hubungan yang diduga
dapat digambarkan dan penjelasannya dapat diajukan.
5.
Deduksi dari hipotesis atau kesimpulan
Hipotesis
menyusun pernyataan logis yang menjadi dasar untuk penarikan kesimpulan deduksi
mengenai hubungan antara benda-benda tertentu yang sedang diselidiki. Selain
itu, hipotesis juga membantu dalam memberikan ramalan dan menemukan fakta yang
baru. Penalaran deduktif yang penting ini ditunjukkan oleh fakta bahwa
kebanyakan pengetahuan keilmuan lebih bersifat teoritis daripada empiris, dan
ramalan tergantung pada bentuk logika silogistik.
6.
Test dan pengujian kebenaran (verifikasi) hipotesis
Pengujian
kebenaran dalam ilmu berarti mengetes alternatif hipotesis dengan pengamatan kenyataan
yang sebenarnya atau lewat percobaan. Dalam hubungan ini maka keputusan
terakhir terletak pada fakta. Jika fakta tidak mendukung satu hipotesis, maka
hipotesis yang lain dipilih dan proses diulangi kembali.
Seluruh langkah
di atas dapat dipakai untuk bidang apa saja, tetapi hanya terbatas mengenai
pengalaman manusia. Jadi, metode ilmiah memiliki keterbatasan, yaitu pada
hal-hal yang empiric (dapat dialami secara indrawi), karena itu hanya berlaku
pada bidang-bidang yang fisis dan kuantitatif saja. Masalah keterbatasan metode
ilmiah yang demikian itu adalah wajar, sebagai konsekuensi logis dari sudut
pandang (objek forma), ruang lingkup, dan tujuan ilmu pengetahuan.
D.
Cara Kerja Metode Ilmiah
Cara kerja merupakan suatu hal penting yang harus pula diperhatikan
dalam melakukan metode ilmiah. Jenis metode ilmiah yang manapun pastilah
melakukan analisis dan sintesis dengan peralatan pemikiran induktif atau
deduktif. Analisis dalam bahasa Inggris adalah ‘analysis’ yang berarti
memisah-misahkan dari suatu keseluruhan ke dalam bagian komponen-komponennya.
Analisis dibagi menjadi dua, yaitu analisis apriori dan analisis aposteori.
Analisis aposteori merupakan metode analisis terhadap suatu bahan yang terdapat
di alam empiris atau dalam pengalaman sehari-hari memperoleh suatu pengetahuan
tertentu.[4] Sedangkan
sintesis yang dalam bahasa Inggris ‘synthesis’, berarti mengombinasikan
bagian-bagian atau komponen-komponen sehingga membentuk keseluruhan. Sama halnya
dengan metode analisis, dalam metode sintesis juga dibagi menjadi dua yakni
sintesis apriori dan sintesis aposteori.
Adapun induksi adalah suatu proses kegiatan penalaran yang bertolak
dari suatu bagian, kekhususan, dan yang individual menuju ke suatu keseluruhan,
umum dan universal. Sebaliknya, deduksi adalah suatu proses kegiatan penalaran
yang bertolak dari keseluruhan, umum dan universal menuju ke suatu bagian,
kekhususan, dan individual.
Dari keterangan tersebut, tampak bahwa ada pengertian yang paralel
antara sintesis dan deduksi. Namun rupanya akan lebih intensif dan efektif
dalam penyelidikan bila difungsikan secara dialektis antara kedua hal yang
paralel itu.[5]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Metode ilmiah
adalah salah satu cara dalam memperoleh pengetahuan yang disebut ilmu. Suatu
rangkaian prosedur tertentu yang harus diikuti untuk mendapatkan jawaban
tertentu dari pernyataan yang tertentu pula. Metode merupakan suatu prosedur
atau cara mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah sistematis seperti
halnya di atas. Metode ilmiah merupakan ekspresi mengenai cara bekerja pikiran.
Dengan cara bekerja ini maka pengetahuan yang dihasilkan diharapkan mempunyai
karakteristik tertentu yang diminta oleh ilmu pengetahuan, yaitu sifat rasional
dan teruji yang memungkinkan tubuh pengetahuan yang disusunnya merupakan
pengetahuan yang dapat diandalkan.
B.
Saran
Tentu dalam penulisan
makalah ini banyak kekurangannya, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Setelah kita
mengetahui tentang metode ilmiah di atas, kita semakin bertambah pengetahuan, maka dari itu agar pengetahuan
kita bermanfaat mari kita sama-sama mengamalkan pengetahuan yang kita peroleh
agar bermanfaat bagi orang lain dan khususnya
untuk diri kita sendiri.
Hahahahahhahahaha
BalasHapusHmmmm sangat sangat membantu sekali
BalasHapusTerimakasih atas karya tulisnya