Selasa, 03 Mei 2016

disiplin

Disiplin itu Penting
Dua pekan telah usai kujalani masa kuliah di semester  genap ini. Awal masuk bisa dibilang masih santai karena banyak dosen yang belum masuk kelas. Tetapi di minggu ke dua dan seterusnya jangan harap bisa seperti awal-awal pertama masuk. Sudah tumpukan tugas dan makalah mulai menyerbuku. Perlahan aku mulai menyicilnya agar tidak terjebak dalam SKS (Sistem Kebut Semalam) seperti halnya semester lalu. Iya, kali ini aku harus mulai belajar mengatur waktu dengan sebaik mungkin. Agar tugasku bisa selesai tepat waktu dan hasilnya maksimal. Semester ini tak dapat aku samakan dengan sebelumnya, karena mata kuliah yang diampu tidaklah ringan dan perlu berfikir lebih berat lagi. Selain itu, dosen yang mengajarpun tidak sama dengan semester kemarin, lebih serius dan disiplin lagi tepatnya.
Awalnya sangat menegangkan bagiku ketika harus diajar oleh dosen luar biasa seperti pak Teguh, pak Na’im, ataupun dosen lainnya. Sebab sebelumnya aku telah mendapat suntikan kurang menyenangkan dari teman-temanku yang sudah pernah diajar beliau. Ada yang bilang, “Pak Teguh itu orangnya disiplin banget, kalo telat masuk kelas sesudah diabsen itu sama dengan alfa. Terus makalah itu harus super sistematis. Kalo enggak suruh revisi sampai benar. Selain itu, makalah juga harus sesuai dengan apa yang beliau inginkan.” Kalau pak Na’im, “Setiap pertemuan pasti dikasih tugas, terus suruh masukin ke blog, pokoknya ribet deh.”
Semula aku merasa takut saat beliau pertama masuk, tapi seiring berjalannya waktu aku mulai bisa menikmati. Aku pun merasa bahwa apa yang dibilang temanku itu terlalu berlebihan, karena pada faktanya beliau juga enak saat mengajar dan mengasyikkan. Disiplin sih iya, tapi itu memang pelajaran yang harusnya ditanamkan pada diri seseorang, terlebih lagi bagi mahasiswa yang notabennya akademisi.
Dari situ aku tahu bahwa seseorang tidak dapat mempercayai omongan orang lain tanpa adanya bukti yang nyata, terlebih kalau menyangkut pautkan orang lain, bisa menimbulkan fitnah ataupun kesalahpahaman yang bisa merugikannya. Untuk itu lebih berhati-hati saja buat ke depannya dan tidak masuk ke lubang yang sama lagi. Justru dari pengajaran dosen-dosen hebat itulah aku mendapat semangat untuk lebih maju dan banyak pelajaran yang aku petik, termasuk kedisiplinan. Suatu hal penting yang belum pernah ku terapkan karena aku termasuk orang yang santai dan menganggap remeh suatu hal. Sehingga semester lalu tidak heran kalau aku sering terpontang-panting mengerjakan makalah dadakan dan hasilnya pun masih aca-acakan.
Mengawalinya tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, sangat sulit dan membutuhkan usaha yang keras. Terlebih lagi kalau terserang penyakit malas, rasanya seperti pupus harapan untuk mengerjakan hal apapun. Satu kunci yang harus senantiasa diingat, dipaksa. Karena dengan keterpaksaan tersebut akan menjadi terbiasa. Ingat sih selalu, tapi kalau sudah praktik susahnya minta ampun. Padahal setahu aku orang yang disiplin itu hidupnya enak, teratur, dan tidak ribet. Sebab dia bisa mengatur jadwal kesehariannya dengan baik dan serapi mungkin. Tidak hanya pada jadwal, tetapi hal lain juga dapat ditanganinya dengan baik.
Sudah seharusnya kedisiplinan itu ditanamkan sejak dini oleh orang tua, karena saat itu lah karakter dalam diri seseorang mulai dibentuk. Selain itu faktor lingkungan juga memberikan pengaruh yang tidak kecil terhadap perkembangan karakter seseorang. Kalau sudah besar begini sulit rasanya untuk memulai hal seperti itu, apalagi dengan lingkungan yang sekarang ini. Jam karet (keterlambatan) sudah dianggap sebagai hal biasa dan menjadi kebiasaan. Suatu kebiasaan buruk yang mestinya tidak pelu diterapkan, terlebih lagi bagi mahasiswa yang sudah tidak perlu peraturan ketat sebagaimana anak sekolah. Akan tetapi kesadaran dalam tiap individu masih sangat kurang, termasuk juga aku.
Sebenarnya tidak ada suatu hal yang mustahil jika seseorang yakin bisa melakukan dan berusaha mewujudkannya. Akan tetapi, aku bukan tipe orang yang mudah diatur dan terlalu santai, terlebih aku masih ragu untuk bisa melakukannya. Sudah lama aku menjalani hidupku dengan kebiasaan yang begini, meski terkadang juga terselip dibenakku untuk bisa seperti mereka yang hidupnya teratur dan terarah. Apalagi mereka yang mempunyai sebuah impian dan bertekad keras untuk meraihnya. Suatu hal yang wow bagiku ketika melihat mereka berhasil mewujudkannya, sebab itu bukan hal yang mudah. Banyak rintangan menghadang di tengah perjalanan yang harus ditempuh dan mereka sanggup melaluinya. Sebuah pelajaran yang terlihat ringan tetapi sangat berharga dan perlu kiranya untuk diterapkan bagi tiap individu. Karena perubahan adalah dimulai dari sendiri, dari hal yang terkecil. Aku akan memulainya secara perlahan, sebab segala sesuatu itu membutuhkan proses dan aku juga ingin bisa meraih impianku. Jadi, semangat juga buat kalian yang mau melakukan hal itu. Semoga apa yang menjadi impian kita bisa tercapai. Sampai di sini dulu kawan, tunggu aku di cerita berikutnya. Sampai jumpa di lain waktu. Always spirit, smile and positive thinking. You must believe, you can do it. J

SEKIAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar