Bazar Diva Press
Rabu, 16 Maret 2016 ada sedikit
pemandangan yang berbeda terlihat di utara gedung UPB IAIN Tulungagung.
Beberapa terop berdiri tegak dikerumuni oleh banyak orang saat hari pertama
bazar buku itu diadakan di kampus ini. Mungkin semua heran dengan nilai nominal
yang digantungkan pada terop, karena bisa dibilang lumayan murah, atau bisa
juga penasaran dengan buku apa saja yang dijual di sana. Sehingga banyak
mahasiswa yang datang menyerbu, baik itu hanya melihat ataupun untuk
membelinya. Bazar buku kali ini diselenggarakan oleh salah satu organisasi
kampus yang bekerja sama dengan pihak luar. Organisasi itu adalah Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia yang bekerja sama dengan salah satu percetakan buku
ternama yakni Diva Press.
Sehari sebelum terselenggaranya
acara ini aku melihat ada mobil box bertuliskan Diva Press berada di utara
gedung radio IAIN Tulungagung, akan tetapi sebelumnya aku tidak tahu jika akan
diselenggarakan bazar buku di kampus. Sebab ketika sore itu aku pulang
kuliah, belum ada satu terop pun yang
berdiri di selatan gazebo FUAD. Hingga keesokan harinya aku baru tahu bahwa
Diva Press menyelenggarakan bazar buku di sini.
Berbagai macam
buku dijual dalam acara tersebut, mulai dari novel, buku islami, mata kuliah,
maupun buku-buku motivasi. Akan tetapi novel lebih dominan dari buku-buku
lainnya. Jadi tidak heran kalau harga yang dipatok untuk karya non fiksi ini
lebih miring dari buku yang lain. Mungkin sangat tepat bagi kamu pecinta novel
untuk berburu buku di bazar kali ini. Sebab jarang juga ada bazar yang mematok
harga miring dengan berbagai macam karya yang berbeda. Tidak hanya buku dari
penerbit saja yang dijual, melainkan penerbit lain seperti halnya teras dan
lainnya.
Seiring
bergantinya hari, pengunjung yang datang dalam acara ini semakin menyusut
dibanding dengan hari pertama. Aku tidak lagi melihat banyak orang berkerumun
di sana. Entah mungkin karena bukunya yang kurang sesuai dengan keinginan
pembaca, minimnya minat baca mahasiswa, ataupun kondisi keuangan mahasiswa yang
lagi krisis. Menurutku minat baca mahasiswa memang masih sangat rendah, sebab
setiap kali ada bazar buku tidak banyak mahasiswa yang berbondong-bondong
memanfaatkan kesempatan untuk memburu ilmu. Selain itu bisa dilihat dari
situasi perpustakaan yang hanya ramai ketika banyak makalah menyerbu dan
mahasiswa berlomba-lomba mencari literasi di sana agar tidak sampai kehabisan
stok buku yang dicari karena jumlahnya yang terbatas. Jadi membaca buku hanya ketika
ada tugas makalah yang harus dikerjakan bukan dari kesadaran pribadi masing-masing.
Hal ini aku ungkapkan dari pengalamnku dengan teman-teman yang tidak jauh
berbeda denganku.
Kamis, 24 Maret
2016 merupakan hari terakhir diselenggarakannya bazar tersebut. Harapan besar untuk panitia penyelenggara,
jangan pernah lelah mendobrak semangat minat baca pada mahasiswa dengan mengadakan
bazar buku di lain hari. Dan untuk semua mahasiswa, mari kita tumbuhkan
kesadaran dalam diri dan tingkatkan minat baca untuk peradaban yang lebih maju.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar