BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kehidupan merupakan keadaan suatu hal yang menjadikan manusia mulai
berproses untuk lebih maju. Ia mempunyai rasa ingin tahu yang besar dan terus
mencoba mencari kebenaran. Oleh sebab itu manusia melakukan penelitian untuk
memperoleh ilmu pengetahuan yang tepat. Penelitian dan ilmu pengetahuan
merupakan suatu hal yang ilmiah, di mana keilmiahan keduanya mempunyai syarat
dan karakter tertentu yang harus dipenuhi. Dalam penelitian pun juga ada
ilmunya tersendiri untuk melakukannya, yang mana hal tersebut biasa disebut
dengan metode penelitian. Jadi antara kehidupan, ilmu dan penelitian merupakan
sebuah keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu pembahasan ini
sangat lah penting untuk dibahas secara mendalam.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
yang dimaksud dengan kehidupan, ilmu, dan penelitian?
2.
Bagaimana
aspek yang terkandung dalam kehidupan, ilmu, dan penelitian?
3.
Bagaimana
hubungan antara kehidupan, ilmu, dan penelitian?
C.
Tujuan
1.
Mendeskripsikan
pengertian mengenai kehidupan, ilmu, dan penelitian.
2.
Menjelaskan
aspek mengenai kehidupan, ilmu, dan penelitian.
3.
Mengetahui
keterkaitan antara kehidupan, ilmu, dan penelitian.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Kehidupan, Ilmu dan Penelitian
Kehidupan diambil dari kata dasar hidup yang berarti masih terus
ada, bergerak, dan bekerja sebagaimana mestinya. Sedangkan kehidupan merupakan
cara (hal keadaan) untuk selalu bergerak dan bekerja sesuai dengan tujuannya.
Ilmu diambil dari kata bahasa Inggris science, yang berasal dari
bahasa latin scientia dari bentuk kata kerja scire yang berarti mempelajari,
mengetahui. The Liang Gie (1987) memberikan pengertian ilmu adalah rangkaian
aktivitas penelaahan yang mencari penjelasan suatu metode untuk memperoleh
pemahaman secara rasional empiris mengenai dunia ini dalam berbagai seginya,
dan keseluruhan pengetahuan sistematis yang menjelaskan berbagai gejala yang
ingin dimengerti manusia. Ilmu harus diusahakan dengan aktivitas manusia,
aktivitas itu harus dilaksanakan dengan metode tertentu, dan akhirnya aktivitas
metodis itu mendatangkan pengetahuan yang sistematis.[1]
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata penelitian diartikan
sebagai pemeriksaan yang teliti atau penyelidikan. Kata tersebut digunakan
sebagai padanan kata research dalam bahasa Inggris. Kata research ini berasal
dari kata Latin reserare yang berarti mengungkapkan atau membuka. Sedangkan
menurut istilah, penelitian merupakan upaya untuk menambah dan memperluas
pengetahuan, yang selain untuk menghasilkan pengetahuan yang baru sama sekali
yaitu yang sebelumnya belum ada atau belum dikenal, juga termasuk pengumpulan
keterangan baru yang bersifat memperkuat teori-teori yang sudah ada, atau
bahkan juga yang menyangkal teori-teori yang sudah ada.[2]
B.
Aspek
dalam Kehidupan, Ilmu, dan Penelitian
Hidup ditandai dengan tiga hal, yakni :
1.
Eksis,
di mana seseorang harus bisa unggul atau menguasai bidangnya dan berani tampil
beda dengan yang lain.
2.
Bergerak,
yakni melakukan suatu usaha untuk mencari sebuah kebenaran seperti halnya
melakukan penelitian.
3.
Tumbuh
dan berkembang, merupakan proses lanjutan dari usaha yang dilakukan dengan
terus memperbaikinya.[3]
Pada dasarnya
ilmu timbul atau berasal pada kekaguman manusia terhadap yang di hadapinya
baik microcosmos (alam kecil) maupun
macrocosmos (alam besar). Ilmu adalah kumpulan pengalaman-pengalaman dan
pengetahuan-pengetahuan dari sejumlah orang yang dipadukan secara harmonik
dalam suatu bangunan teratur. Suatu bangunan didirikan atas fondasi, tiang,
dinding dan sebagainya. Demikian pula ilmu pengetahuan didasarkan atas fondasi yang
berupa teori-teori dan hipotesis-hipotesis. Teori dan hipotesis pada hakekatnya
merupakan proposisi (pernyataan), dan proposisi ini menghubugkan
variabel-variabel.
Ilmu merupakan
aktivitas ilmiah yang dapat terwujud melalui penelaahan (study), penyelidikan
(inquiry), usaha menemukan (attempt to find) atau pencarian (search). Demi
objektivitas ilmu, ilmuwan harus bekerja dengan cara ilmiah. Sifat ilmiah dalam
ilmu dapat diwujudkan apabila dipenuhi syarat-syarat yang intinya adalah :
1)
Ilmu
harus mempunyai objek, ini berarti bahwa kebenaran yang hendak diungkapakan dan
dicapai adalah persesuaian antara pengetahuan dan objeknya.
2)
Ilmu
harus mempunyai metode, ini berarti bahwa untuk mencapai kebenaran yang
objektif, ilmu tidak dapat bekerja tanpa metode yang rapi.
3)
Ilmu
harus sistematik, ini berarti bahwa dalam memberikan pengalaman, objeknya
dipadukan secara harmonis sebagai suatu kesatuan yang teratur.
4)
Ilmu
bersifat universal, ini berarti bahwa kebenaran yang diungkapkan oleh ilmu
tidak mengenai sesuatu yang bersifat khusus, melainkan kebenaran itu berlaku
umum.[4]
Manusia
sebagai makhluk rasional sebenarnya sudah dibekali oleh hasrat ingin tahu.
Hasrat ingin tahu manusia akan terpuaskan bila ia sudah memperoleh pengetahuan
mengenai apa yang dipertanyakan. Tetapi sudah menjadi sifat manusia, yang mana
setelah memperoleh pengetahuan mengenai suatu masalah, maka akan disusul oleh
kecenderungan ingin lebih tau lagi. Begitu seterusnya. Dengan demikian dapat
dikatakan, bahwa manusia tidak akan pernah mencapai kepuasan mutlak untuk
menerima realita untuk menghadapinya sebagai titik terminasi yang mantab. Untuk
mendukung dan menyalurkan keingintahuannya, maka manusia akan cenderung
mengadakan penelitian. Penelitian merupakan usaha-usaha untuk menemukan,
mengembangkan dan menguji kebenaran, di mana dalam usaha-usaha itu dilakukan
dengan metode ilmiah. Ciri-ciri penelitian menunjukkan betapa kegiatan
penelitian harus dilakukan secara cermat dari penemuan masalah, mengkaji teori,
dirancang secara matang, obyektif dalam operasinya, kesimpulannya beralasan dan
berkaitan dengan penemuan baru. Setiap penelitian yang baik paling tidak
memiliki nilai netralitas emosional, keterbukaan dan ketegakan sendiri.[5]
Sebagai suatu
kegiatan ilmiah, penelitian memiliki kerja ilmiah yaitu bertujuan, sistematis,
terkendali, objektif, dan tahan uji (verifiable).[6]
1.
Bertujuan
Maksudnya kegiatan penelitian tidak dapat lepas dari kerangka
tujuan pemecah permasalahan. Walaupun peneliti tidak memberikan jawaban
langsung terhadap permasalahan yang diteliti akan tetapi hasilnya harus
mempunyai kontribusi dalam usaha pemecahan permasalahan. Hasil penelitian harus
memberiakan penjelasan akan fenomena yang menjadi pertanyaan penelitian dan harus
melandasi keputusan serta tindakan pemecah permasalahan. Oleh karena itu, penelitian
memiliki tujuan yang lebih luas, bukan sekedar melihat hubungan yang terjadi di
antara variabel atau gejala yang diteliti. Penelitian pun memiliki tujuan yang
lebih dalam daripada memperlihatkan perbedaan yang ada di antara
kelompok-kelompok subjek yang terlihat sebaga sempel.
2.
Sistematis
Artinya langkah-langkah yang ditempuh sejak dari persiapan,
pelaksanaan, sampai pada penyelesain laporan penelitian harus terencana secara baik dan mengikuti metodologi yang
benar. Kegiatan penelitian bukan kegiatan sambil lalu dan sama sekali bukan
kegiatan kasual. Kualiatas penelitian banyak ditentukan oleh ketepatan
metodologik yang digunakan. Oleh karena itu, tanpa ada perencanaan yang baik maka
kegiatan yang sistematis dan mengikuti standar metodologis tidak akan dapat
dilakukan.
3.
Terkendali
Maksudnya dalam batas-batas tertentu peneliti harus dapat
menentukan fenomena-fenomena yang akan diamatinya dan memisahkan dari fenomena
lain yang mengganggu. Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan observasi
alamiah, peneliti harus bisa mengidentifikasi fenomena yang relevan dan perlu
diamati sehingga kesimpulannya tidak dicemari oleh masuknya fenomena dari
variabel lain yang merusak informasi dari data yang dikumpulkannya. Dalam
penelitian eksperimental, kendali ini semakin menjadi penting artinya secara
inferensi mengenai hubungan sebab-akibat pada gejala yang diteliti secara
eksperimental tidak dapat disimpulkan dengan tepat apabila peniliti tidak mampu
mengendalikan variabel-variabel eksperimennya.
4.
Objektif
Maksudnya bahwa semua pengamatan, telah dilakukan, dan kesimpulan
yang diambil oleh peneliti tidak boleh didasari oleh subjektifitas pandangan
pribadi dan pengaruh pihak lain. Hasil penelitian tidak boleh tercemar oleh
pandangan subjektif peneliti ataupun tekanan dari luar. Pengamatan dan telaah
terhadap fenomena dan fakta yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang
diteliti haruslah dilakukan objektif. Peneliti tidak boleh hanya mengumpulkan
fakta yang mendukung praduga, asumsi, dan teorinya saja akan melainkah harus
menelaah dan mengumpulakan fakta yang berlawanan sehingga bias dalam arah
analisisnya dapat terhindarkan. Begitu pula pemikiran deduktif maupun induktif yang
di peroleh dari peneliti harus didukung oleh data yang berupa fakta objektif
sehingga kesimpulan penelitian tidak di isi sekedar oleh apa yang diinginkan peneliti
melainkan oleh apa yang ditemukan olehnya secara empirik.
5.
Tahan
uji
Menyimpulkan penelitian harus merupakan hasil dari telaah yang
didasari oleh teori yang solid dan metode yang benar sehingga siapapun yang
melakukan replikasi penelitian termaksud tentu akan smapai pada kesimpulan yang
serupa. Hasil penelitian akan lemah apabila berlakunya secara kondisioanal
dalam situasi tertentu dan sempit. Namun demiakian, penelitian yang tahan uji
tidak berarti harus memiliki generalisasi yang luas. Dalam
penelitian-penelitian eksperimental seringkali aspek keluasan generalisasi
(validitas eksternal) dikalahkan oleh aspek keyakinan akan ksignifikansi
perlakuan (validitas internal).
Dewasa ini
perpaduan antara ilmu dan penelitian sudah sedemikian eratnya sehingga tidak
terpisahkan. Dengan demikian tugas ilmu pengetahuan dan penelitian adalah identik
dengan hal berikut :
1)
Menyandra
(Diskripsi)
Bertugas untuk menggambarkan secara
jelas dan cermat, hal-hal yang dipersoalkan. Jadi hanya menggambarkan jalannya
peristiwa. Contoh : terjadi kecelakaan di jalan ABC.
2)
Menerangkan
(Ekspansi)
Bertugas untuk menerangkan secara
detil kondisi-kondisi yang mendasari terjadinya peristiwa. Contoh : Kecelakaan
itu di sebabkan :
-
Melibatkan
dua buah bis yang sarat penumpang.
-
Keduanya
sama-sama kencang
-
Jalanan
licin sehabis hujan.
3)
Menyusun
teori.
Bertugas untuk mencari dan merumuskan
hukum-hukum, tata cara hubungan antara peristiwa yang satu dengan yang lain. Contoh
:
-
Bila
kendaraan dijalankan kencang terlebih dijalan licin maka akan terjadi
kecelakaan.
-
Bila
kecelakaan melibatkan kendaraan yang penuh penumpang, maka akan banyak korban.
4)
Ramalan
(prediksi)
Bertugas untuk membuat prediksi
(ramalan), estimasi (taksiran) dan proyeksi mengenai peristiwa yang bakal
muncul bila keadaan didiamkan. Contoh :
-
Bila
didiamkan semakin banyak terjadi kecelakaan.
-
Tempat
itu dianggap rawan (dikeramatkan).
5)
Pengadilan
(kontrol)
Bertugas melakukan tindakan-tindakan
guna mengatasi keadaan atau gejala yang bakal muncul. Contoh :
-
Memasang
rambu lalu lintas.
-
Membuat
atau memasang lampu penerangan.
Secara
keseluruhan , ilmu pengetahuan dan penelitian mengembankan lima tugas di atas
sekaligus. Karena itu kelima tugas tersebut sering digunakan kriteria (tolak
ukur) untuk menentukan bobot suatu karya ilmiah.[7]
C.
Hubungan
antara Kehidupan, Ilmu, dan Penelitian
Kehidupan, ilmu dan penelitian merupakan tiga hal yang tidak dapat
dipisahkan. Kehidupan merupakan suatu keadaan yang menyebabkan manusia bergerak
untuk lebih maju. Perkembangan manusia untuk menjadi maju tersebut didasari
dengan adanya ilmu dan penelitian. Penelitian merupakan alat bagi ilmu untuk
dapat mengembangkannya. Dengan penelitian, kemajuan ilmu dapat terus
ditingkatkan agar dapat menjelaskan gejala-gejala yang terjadi. Ilmu terdiri
atas sejumlah teori yang memberikan penjelasan atas gejala-gejala tersebut.
Teori adalah pernyataan yang menunjukkan hubungan sebab-akibat antara dua
variabel atau lebih. Dengan teori seperti ini, maka ilmu dapat memberikan
ramalan dengan pola pernyataan yang berbunyi : “Jika......, maka......”.
Hal ini dimungkinkan berdasarkan pengamatan yang sistematik atas gejala-gejala
empirik dengan mengikuti prosedur yang baku, yaitu metode penelitian.[8]
Semakin ilmu dan penelitian itu berkembang, maka kehidupan manusia juga akan
lebih mudah dan efisien.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kehidupan merupakan keadaan yang membuat manusia berusaha keras
untuk lebih maju. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya penelitian dan ilmu
pengetahuan yang terus dilakukan dari zaman dahulu kala sampai sekarang. Dengan
ilmu itulah peradaban semakin berkembang pesat dan menjadikan kehidupan manusia
menjadi lebih baik dan efisien. Ketiganya merupakan suatu hal yang saling
berkaitan satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan.
B.
Saran
Tentu dalam penulisan makalah ini banyak kekurangannya, oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun
sangat kami harapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Setelah
kita mengetahui tentang kehidupan, ilmu
dan penelitian di atas, kita semakin
bertambah pengetahuan, maka dari itu agar pengetahuan kita bermanfaat mari kita
sama-sama mengamalkan pengetahuan yang kita peroleh agar bermanfaat bagi orang
lain dan khususnya untuk diri kita
sendiri.
[1] Surajiyo, Filsafat
Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia, Cetakan ke VIII, PT Bumi Aksara,
2015,
hal.56
hal.56
[2] Irawan
Soehartono, Metode Penelitian Sosial, Cetakan ke VIII, PT Remaja
Rosdakarya Bandung, 2011,
hal.1
hal.1
[3] Penjelasan
bapak Ngainun Na’im pada hari Senin, 22 Februari 2016
[4] Surajiyo, Filsafat
Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia, Cetakan ke VIII, PT Bumi Aksara,
2015,
hal.60
hal.60
[5] Cholid Narbuko
dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Cetakan ke XI, PT Bumi Aksara
Jakarta, 2010,
hal.13
hal.13
[6] Saifuddin
Azwar, Metode Penelitian, Cetakan ke XIV, Penerbit Pustaka Pelajar
Yogyakarta, 2013, hal.2
[7] Cholid Narbuko
dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Cetakan ke XI, PT Bumi Aksara
Jakarta, 2010,
hal.5
hal.5
[8] Irawan
Soehartono, Metode Penelitian Sosial, Cetakan ke VIII, PT Remaja
Rosdakarya Bandung, 2011,
hal.1
hal.1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar